Jumat, 05 Maret 2010

Let's Talk About ADHD Chapter 5

Chapter 5 - Treatment

jangan cemas juga jangan menganggap bahwa anak ADHD adalah anak yang "nakal", "mengganggu" dan "menyebalkan". Lebih baik jika memberikan si anak terapi untuk menanganinya.

Terapi penanganan ADHD secara umum dibagi menjadi 3, yaitu:

  1. Farmakoterapi (Pemberian obat)
  2. Terapi Perilaku
  3. Terapi kombinasi (Terapi perilaku + pemberian obat)


1. Farmakoterapi (Terapi Farmakologi = pemberian obat-obatan)

Rencana pengobatan harus dibuat secara individual, tergantung gejala dan efeknya terhadap kehidupan sehari-hari. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa kombinasi obat dan terapi lain memberi hasil paling baik.
Pengobatan diberikan bila gejala impulsivitas, agresivitas, dan hiperaktivitas cukup berat sehingga menyebabkan gangguan di sekolah, di rumah, atau hubungan dengan teman. Pengobatan bertujuan menghilangkan gejala dan sangat memudahkan terapi psikologis. Lamanya pengobatan tergantung ada atau tidaknya gejala yang ingin dihilangkan.

Obat-obatan yang biasa digunakan:

- Stimulan
merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam kelompok stimulan terdapat AdderallÆ (gabungan garam dari amphtamine), DextroStatÆ (dextroamphetamine sulfate), dan RitalinÆ (methylphenidate HCL). Stimulan bereaksi cepat dan efek sampingnya ringan. Disebut stimulan karena bisa memberikan energi bagi mental
untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dikerjakan. Pengobatan ada yang diberikan dalam dosis dobel dalam sehari. Penggunaannya pun harus diperhatikan. Bila digunakan secara tepat, obat ADHD golongan stimulan tidak menyebabkan ketergantungan.

- TCA (Tri-Cyclic Antidepressants)
merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif untuk mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali dalam sehari. Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam penggunaannya. Jika pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh dicoba.

- Wellbutrin ( buproprion )
merupakan jenis antidepresan yang telah dipergunakan dalam pengobatan ADHD meskipun belum mendapat persetujuan dari FDA. Obat ini bukan TCA, tetapi mempunyai kegunaan dan efek samping yang sama.

- Catapres (clonidine)
dulunya dipergunakan untuk pengobatan penyakit darah tinggi. Obat ini dipergunakan dalam pengobatan ADHD, terutama bagi penderita gejala hiperaktif dan impulsif, meskipun juga belum mendapat persetujuan FDA. Obat ini berbentuk kecil atau pil. Anak-anak yang diberi Catapres akan menjadi ngantuk.

2. Terapi Perilaku

Terapi psikososial/perilaku, seperti pelatihan kemampuan sosial, dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosis ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini. Namun, untuk jangka panjangnya, terapi perilaku saja tidak cukup dalam menangani ADHD. Terapi perilaku bermanfaat membentuk self control pada anak sehingga bila sudah terbentuk, dosis obatnya akan dikurangi secara bertahap sampai akhirnya anak tidak memerlukan terapi lagi.
Apakah anak anda sedang makan obat atau tidak, terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak anda.
Banyak orangtua mendapatkan bahwa cara terbaik untuk menggunakan tehnik ini adalah dengan bekerja sama dengan seorang terapis yang berpengalaman dalam masalah perilaku. Banyak dokter menganjurkan kepada orangtua dan penanggungjawab untuk mengikuti kelas / seminar bagi orangtua, terutama yang terfokus pada penanganan anak dengan ADHD

3. Terapi Kombinasi

Terapi yang diyakini terbaik karena dibarengi dengan makan obat, sedangkan terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak.

Sumber
infogue.com
kesulitanbelajar.org
adhd.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar