Kamis, 18 Februari 2010

My Cooking Experience 3 - Sup Tahu Jamur

Bahan :

1 tahu ukuran besar, potong dadu
1 bungkus soun (yg kecil aja, ga usah banyak2)
3 wortel (yg langsing2 aja hehehe), bersihkan, potong2
10 jamur, potong2
1 bungkus penyedap rasa sapi (macem Royco)
2 tangkai daun bawang, potong2
2 tangkai seledri, potong2
3 siung bawang putih, cacah kasar
1 bawang bombay, potong2
3/4 panci air
Garam, gula, merica secukupnya

How to Cook :

  • Rebus air hingga mendidih
  • Selagi menunggu air mendidih, tumis bawang putih hingga harum
  • Masukkan bawang bombay, tumis hingga layu
  • Masukkan daun bawang, tumis hingga harum
  • Masukkan wortel dan jamur, aduk2
  • Setelah air mendidih, masukkan bahan2 yang telah ditumis.
  • Tambahkan garam, gula, dan merica, kemudian aduk rata
  • Tambahkan penyedap rasa, aduk lagi
  • Masukkan tahu, kemudian soun.
  • Aduk kembali selama kira2 5 menit, kemudian matikan api
  • Sup siap disajikan

Senin, 15 Februari 2010

Let's Talk About ADHD Chapter 4

Chapter 4 - Jenis-jenis ADHD


ADHD adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka menggunakan jenis ADHD berikut ini:

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada di awang-awang.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.

3. Tipe gabungan
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak
termasuk tipe seperti ini.

Sumber:
kesulitanbelajar.org

Let's Talk About ADHD Chapter 3

Chapter 3 - Penyebab

Sayang sekali penyebab sebenarnya tidak diketahui. Teori lama mengatakan penyebabnya antara lain adalah keracunan, komplikasi pada saat melahirkan, alergi terhadap gula dan beberapa jenis makanan, dan kerusakan pada otak. Meskipun teori ini ada benarnya, banyak kasus ADHD yang tidak cocok dengan penyebab tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa ADHD ada hubungannya dengan genetika seorang anak. Bukan berarti kalau salah seorang orang tua menderita ADHD, si anak juga akan menderita ADHD. Juga tidak berarti jika si anak menderita ADHD karena ada kerabat dekat yang menderita ADHD.

ADHD yang diderita anak bukan berarti kesalahan ada pada anda. Kadang-kadang anda merasa sebagai orang tua yang tidak baik yang tidak dapat mengatur si anak, atau mungkin ada orang lain atau seorang guru yang mengatakan bahwa anda bukanlah orang tua yang baik. Yakinkan bahwa anda melakukan yang terbaik untuk anak anda.


Kelainan-Kelainan Pada Otak

Pada anak dengan ADHD, sistem kerja otaknya berbeda. ADHD bukan disebabkan karena kesulitan pada saat kehamilan atau melahirkan. Pada dasarnya, otak penderita ADHD tidak mempunyai kegiatan kimiawi yang cukup untuk mengatur dan mengendalikan apa yang si penderita lakukan atau pikirkan. Pengobatan akan menaikkan aktivitas otak dan memberikan tambahan energi pada otak untuk mengendalikan pikiran dan tingkah laku.

Namun demikian, netsains.com mengklasifikan beberapa penyebab ADHD sebagai berikut:

1. Faktor lingkungan/psikososial
  • Konflik keluarga.
  • Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
  • Jumlah keluarga yang terlalu besar.
  • Orang tua terkena kasus kriminal.
  • Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
  • Anak yang diasuh di penitipan anak.
  • Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

2. Faktor genetik

Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme

  • Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
  • Pengurangan volume serebrum.
  • Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.
Sumber:
netsains.com
kesulitanbelajar.org

Let's Talk About ADHD Chapter 2

Chapter 2 - Gejala

Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat, dan sudah dapat dilihat sejak usia bayi.

Gejala yang harus dicermati adalah sensitive terhadap suara dan cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur.

Tiga gejala utama ADHD adalah:

Inatensi : Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian
contoh:
  • Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
  • Mainan, alat tulis, dsb sering tertinggal.
  • Sering membuat kesalahan.
  • Perhatian mudah teralih terutama oleh rangsang suara.
  • Sulit menyelesaikan tugas atau pekerjaan sekolah.
Hiperaktif : Perilaku yang tidak bisa diam
contoh:
  • Banyak bicara.
  • Mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
  • Tidak dapat tenang.
  • Sering membuat suasana gaduh.
  • Selalu memegang apa yang dilihat.
  • Sulit duduk diam.
  • Mudah gelisah.
  • Terlihat lebih impulsif dibandingkan dengan anak seusianya.
Impulsif : Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar)
contoh:
  • Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
  • Tidak sabaran.
  • Reaktif.
  • Sering bertindak tanpa berpikir dahulu.

Selain tiga ciri utama diatas, ada tiga ciri lainnya seperti dikutip dari netsains.com:

Sikap menentang
  • Cenderung sering melanggar peraturan.
  • Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas seperti orangtua dan guru.
  • Mudah merasa terganggu, mudah marah (emosional).
  • Tidak mau menerima kritik.
Cemas
  • Sering merasa khawatir dan takut.
  • Merasa cemas saat berhadapan dengan situasi baru yang tidak familiar.
Problem Sosial
  • Memiliki sedikit teman
  • Cenderung tidak percaya diri

Berikut beberapa gejala ADHD sesuai dengan masa perkembangan seorang anak:

Pada Bayi

  • Waktu tidur yang kurang sehingga bayi seringkali terbangun
  • Sulit minum ASI
  • Tidak senang digendong
  • Suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan
  • Sulit tenang
Pada Balita

  • Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
  • Sangat aktif dan selalu bergerak
  • Impulsif
  • Cenderung penakut
  • Memiliki daya ingat yang pendek
  • Terlihat tidak percaya diri
  • Memiliki masalah tidur dan sulit makan
  • Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.
  • Keras kepala
  • Tidak pernah merasa puas
  • Sulit beradaptasi dengan lingkungan


Pada Anak yang Lebih Besar

  • Tampak canggung
  • Sering mengalami kecelakaan
  • Perilaku berubah-ubah
  • Gerakan konstan atau monoton
  • Lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya
  • Kurang konsentrasi
  • Tidak bisa diam
  • Mudah marah
  • Nafsu makan buruk
  • Koordinasi mata dan tangan tidak baik
  • Suka menyakiti diri sendiri
  • Gangguan tidur
  • Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan
  • Gangguan akademik dan interaksi sosial

Tidak semua anak yang mengalami ADHD terlihat memiliki gejala ini, karena sangat tergantung pada tingkat ADHD yang diidap.

Gambaran klinis di atas senada dengan rekomendasi dari AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS (2000) tentang ADHD adalah sbb:

* Pada anak berusia 6-12 tahun dengan:

1. inattention,
2. hyperactivity,
3. impulsivity,
4. academic underachievement,
5. behavior problems,


Sekadar tambahan, pada sebagian anak yang mengalami gangguan perilaku, terdapat komorbid atau tumpang tindih dengan gangguan lainnya (Desvi Yanti, 2005)

Komorbiditas biasanya juga terjadi dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders). Szatmari, Offord, dan Boyle (dalam Grainger 2003) menyebutkan sebanyak 20-40% anak penderita ADHD juga didiagnosis mengalami gangguan perilaku. Sejalan hal ini, Stewart, Cummings, Singer, dan DeBlois (dalam Grainger, 2003) menemukan bahwa 3 dari 4 anak dengan gangguan perilaku agresif ternyata juga hiperaktif, dan 2 dari 3 anak hiperaktif juga mengalami gangguan perilaku.

Secara akademis, anak yang mengalami masalah dengan perilaku biasanya mengalami kesulitan untuk dididik di lingkungan kelas yang “tradisional” sehingga prestasi akademiknya rendah dan mereka seringkali didiagnosis mengalami kesulitan belajar. Riset juga menunjukkan gangguan perilaku berhubungan dengan tingkat membolos dan drop out (DO) dari sekolah (Jimerson, et.al., 2002).

Sumber:
klikdokter
connectique.com
netsains.com

Let's Talk About ADHD Chapter 1

Chapter 1 - Definisi dan Tanda-tanda

Pernah melihat seorang anak yang sulit fokus terhadap sesuatu atau sangat impulsif? Bisa jadi, anak itu menderita ADHD.



Diperkirakan antara 3 -7% dari anak usia-sekolah dan 4% dewasa menderita ADHD1.
Biasanya mulai dikenali saat anak berusia sekolah, meskipun dapat didiagnosa pada semua golongan umur. Penelitian memperkirakan bahwa dalam rata-rata kelas dengan 30 murid, 1 diantaranya menderita ADHD2.

Anak laki-laki dengan ADHD lebih banyak 3 banding 1 terhadap anak perempuan dengan kondisi yang sama. Beberapa dokter menganggap bahwa terdapat sama banyak anak perempuan dengan ADHD dibanding anak laki-laki, hanya mereka tidak terdiagnosa sesering anak laki-laki karena anak perempuan kurang mengganggu dan gejalanya masih terkendali sampai usia lebih tua. Sebagai contoh, anak perempuan menunjukkan gejala ADHD secara kurang menyusahkan, seperti kurangnya perhatian.



Tanda-tandanya apa saja?

Adanya perilaku sebagai berikut yang tidak sesuai dengan umumnya:

  • Kurang dapat memfokuskan diri terhadap sesuatu
  • Kesulitan dalam mengontrol aktivitasnya, cenderung berlebihan dalam beraktivitas
  • Tidak dapat menerima impuls dengan baik


Bagaimana kita bisa tahu seorang anak menderita ADHD?

Untuk orangtua atau guru, dapat mengisi form dibawah untuk mendeteksi dini apakah anak/muridnya menderita ADHD:



Sumber:
infogue.com
okezone.com
adhd.or.id

Senin, 08 Februari 2010

My Cooking Experience 2 - Dadar Tepung n Kentang Goreng Tepung



Bahan

  • 1 buah kentang ukuran besar
  • 1 butir telur
  • Sajiku secukupnya


How to cook


. Potong kentang bentuk dadu kira2 ukuran 1 cm

. Rendam kentang sejenak dalam air, kemudian tiriskan

. Siapkan wadah kering, tuang Sajiku secukupnya, tuang kentang, kocok2 wadah agar kentang dan Sajiku bercampur

. Panaskan minyak goreng, goreng kentang hingga berwarna coklat keemasan, tiriskan, sisihkan

. Kocok telur, campurkan Sajiku secukupnya

. Goreng telur hingga berwarna coklat keemasan.

. Hidangkan bersama kentang


Tips


. Ga perlu nambahin garam untuk dadar! Sajiku dah asin bo'...

. Sajiku bisa diganti ama merek lain kok =D

. Untuk dadar, biar lebih mengembang, Sajiku bisa diganti terigu.