Rabu, 25 November 2009

The Chosen Way

Rasanya seperti sedang berdiri di atas tebing.
Jauh di depan sana ada sebuah tebing lain. Kedua tebing itu dipisahkan oleh jurang yangg sangat dalam.
Aku memandang tebing di seberang. Cukup jauh untuk kulompati.
Jarak antar tebing itu sangat lebar...

Dari belakang, terdengar suara memanggil2
"Jangan nekat! Jangan coba melompat ke seberang! Tetaplah disini bersama kami! Di Neverland ini, kau akan bahagia."
"Tapi dunia ini begitu luas, tak hanya tempat ini... Aku ingin pergi dan melihatnya..." ucapku.

Salah satu dari mereka, yang tampaknya paling tua usianya, berkata,
"Aku sudah melihatnya. Terlalu menjijikan, bagai sampah styrofoam yg tak habis dicerna bumi. Dan sampah selamanya tetap sampah. Menjijikan. Hanya bisa merusak. Itulah keadaan di luar sana."
"Itu katamu. Bagaimana kau mengharap aku akan mengalami hal yg persis sama denganmu? Aku berbeda denganmu!" jawabku.

Yang paling emosional dari mereka berkata,
"kau akan menjadi perempuan jalang jika pergi kesana!"
tidak kugubris. Bagaimanapun, itu hanya ucapan konyol dari seseorang yang tidak berpikir.

Yang paling "Ratu Drama" berkata,
"Bukankah aku sudah berbuat begitu banyak untuk menyenangkanmu? Aku sudah begini banyak berkorban dan ini balasanmu?"
Juga tidak kugubris.

Yang paling muda menjerit, sumpah serapah, caci maki, dan hinaan keluar dari mulutnya.
Peduli amat.

Aku berjalan mendekati mereka.
"Aku tak peduli kalian akan melecehkanku, menghinaku, atau semacamnya. Karena temanku bukan hanya kalian! Kalian hanyalah penghuni Neverland yang statis, menolak perubahan dan melecehkan orang yang mau menerima resiko berubah! Sekarang lihatlah, akan kugapai tebing di seberang sana!"

Sambil berkata begitu aku berbalik dengan cepat, dan berlari menuju pinggir tebing, mengambil ancang2 melompat.

Kemudian aku melompat! Aku menyongsong tebing itu. Namun...

Kakiku tidak sampai.

Aku jatuh.

"Tidak! Aku tak akan biarkan berakhir disini! Aku masih ingin melihat luasnya dunia!" jeritku dalam hati.

Tiba2 aku berhenti di udara, dan sesaat kemudian melayang kembali ke atas.

Kutengok punggungku.

Sepasang sayap putih berkilau tumbuh di punggungku.

Ya. Inilah jawabannya. Bila sudah berniat dan berusaha mewujudkannya sungguh2, selalu akan ada bantuan datang.

Aku melesat terbang ke atas. Saat kakiku sejajar dengan tebing, kulihat wajah2 terkejut dan tidak percaya para penghuni Neverland. Apakah mereka tetap melecehkan? Entah. Aku sudah tak peduli. Aku berbalik dan mendarat di tebing seberang.

Kini, aku siap menyongsong dunia luas itu...

Aku siap untuk menghadapi dunia baruku.

Karena inilah jalan yg telah kupilih...

1 komentar:

  1. Penjelasan Neverland disini bakal gw jadiin cerita tersendiri... tunggu aja ya... :)

    BalasHapus